Minggu, 18 Januari 2015

Berteman Ia

Ia,
Sendiri
Tanpa teman dalam jenisnya.

Ia,
Satu makhluk yang cukup rumit, diantara sesamanya.

Ia,
Sulit mengerti, apalagi dimengerti.
Tak banyak jenisnya mampu memahaminya.
Banyak yang menyerah, lalu memilih meninggalkannya.

Ia,
Bersisa trauma di hatinya,
manakala ada yg menawarkan tangannya untuk Ia, "benarkah kau sanggup bertahan denganku?"
Lantas yang lain lari..dan pergi menjauh darinya.

Ia,
Sendiri
Berteman sepi,
Bercengkrama dengan hujan,
Bercakap dengan angin,
Bercanda dengan bulan,
Bermain dengan senja,
Mengadu...kepada Langit.

Ia,
Bukan lah mutiara yang berharga.
Ia,
Hanyalah seonggok daging, yang telah koyak.
Ia,
Rapuh.

Masihkah kau mau mendekatinya?

Kamis, 15 Januari 2015

Penggugur

Hanya membagi cerita.. one of silly drama in my life ..

Di suatu pagi yg dingin... dan hujan... sediniharian sampai pagi.
Aku masih bergemul dengan selimutku.
Dengan perut yg tiba2 sakit dan melilit.
Ditambah rasa badan yang ga enak. Ditanya ga enaknya gimana, aku juga sulit menjelaskan.
Pagi yg diawali dengan p*p yg tidak normal..
Dan dua kali muntahan, air... wajar. Karena ak belum memasukkan apa2 ke dalam mulutku pagi itu, bahkan minum..krn terbersit mau shaum hari itu.
Badan serasa tidak mau beranjak. Padahal jarum jam sudah menunjuk pukul 6.30. Akhirnya mau tidak mau aku bangun.. bukan untuk bersiap ke kantor, tapi mencoba membenahi rasa ga enak di badan tadi, pukul 6.45. You know what i meant lah ya. He.

Akhirnya jam 7.00 baru bersiap. Itupun memberesi kandang piaraan dlu baru benar2 bersiap. Dan baru benar2 berangkat kantor jam 7.40. Wah... tak pernah aku sesantai ini dan tak sepeduli ini. Aku putuskan untuk pergi ke jalan besar naik ojek (biasanya jalan kaki cukup), lalu aku beli bubur di perismpangan jalan itu sebagai sarapan. Feelingku sudah ga enak, kayaknya ga sanggup shaum hari itu.
Bubur ayam langgananku lagi ramai2nya. Kalau aku yg biasanya, kalau sudah nemu rame bgitu, biasanya aku  akan mencari tempat makan yg lain, karena lama. Tapi alternatif lain hanya pecel di jembatan. Namun nampaknya perutku saat itu tidak bersahabat dg bumbu kacangnya. Dan kuputuskan utk ttp bertahan di bubur ayam. Menunggu. Melihat waktu. 7.46.  Baiklah, aku pasti telat. Ku kontak rekanku utk menyampaikan kepada bosku kalau aku akan telat. Selesai. Bubur terbeli.
Masih dengan langkah gontai menjajak tangga2 jembatan yg hari ini terasa begitu jauh.  Menaiki kopaja. Dan...mazet.. haha.. jam sudah menunjuk pukul 08.00. Sudahlah.. haha. Aku sudah pasti akan telat. Di kopaja bahkan aku tertidur. Bukan ngantuk. Tapi lemas.

Sampai d kantor 08.20. Haha. Rekor ter-telat saya. Sebelum tap presensi, aku ke toilet dahulu. Hoek. Hehe. Ga enak sih. Suaranya keras. Ah peduli siapa. Biarlah. Masuk ruangan kantor, berusaha bersikap biasa saja. Dan melanjutkan pekerjaan setelah sebelumnya melapor kepada bos kalo ak sudah datang.
"Ah, are you okay?" Tanyanya yg lagi riweh.
"Not really" jawabku jujur. Hha. Orang lampung jangan ditanya basa basi.
"Oh, hati2"... mksdnya take care gitu. Mgkn kosakata indonesia nya mmg belom banyak.

Aku kembaki ke mejaku. Memulai pekerjaan dengan sarapan bubur sembunyi2 d mejaku di saat bos sedang duduk dikursi. Wajar.. orang negeri ginseng sana taat peraturan tidak suka bau2 makanan d ruangan kerja. Masih dengan lemas, bolak balik ke tempat kubikel sebrang membahas kerjaan. Bolak balik toilet utk p*p dan atau hoek. Bolak balik lantai 30 utk urusan bisnis jajanan kantor yg baru saja ak geluti pekan ini. Hehe. Lumayan. Hasilnya d tabung buat naikin haji emak. Aamiin. Lanzut.
Pukul 10.25. Lemas. Setiap merasa gelisah dan tidak enak aku selalu ke toilet. Tapi sesampai d toilet tak ada 'hasil' apapun.
Hanya bisa terduduk lemas di lantai toilet kering itu, bahkan tertidur.
Akhirnya kuputuskan saat itu utk pulang saja.. karena sudah tidak kuat. Sekembalinya ke ruangan, aku laporan kepada bos, dan dia mengizinkanku pulang namun sebelumnya dia memintaku utk hand over kerjaan.

Di tengah hand over kerjaan kpada salah seorang temanku, nafasku tiba2 tersengal, pendek, keringat dingin mulai menyerang. Feelingku ga enak. Kayaknya mau hoek nih. Mau beranjak ke kamar mandi, rasanya timing ga cukup dan bakal hoek d tengah jalan. Akhirnya aku mengatakan pada rekan sampingku, "Aku boleh muntah disini ga?" Sambil tersengal. "Gapapa rin, muntah aja..".
Merasa mendapat penguatan dukungan dan persetujuan, akhirnya ku samber plastik d sampingku dan... pertunjukkan memalukan dimulai.

"Hooek.. hooek.. hoeek..!" Oh tuhaan, aku sudah ga tahan... aku merasa suaraku begitu keras. dan seketika semua orang berdatangan. Aku sudah menjadi tontonan orang selantai. >.<
Malu! maluu rasanya.. sampai2 2 bosku pun menghampiri.
Dan usai "pertunjukan", seorang HR berdiri di hadapanku: " mau ke rumah sakit?"
"Iya.." jawabku.
Ya syukurnya sih, i didn't make any messy thing. Muntahan tidak ada yg tumpah. Segera ku ikat. Dan di dobel plastik. Temanku yg membuangnya. Huhu. Rasanya malu berlipat22. Berulangkali aku meminta maaf kepada park-gwajangnim.. atas kondisi yang baru saja terjadi. Dia hanya tersenyum. Entahlah. Mungkin dia speechless. Aku meyakinkanya aku ga membuat berantakan apapun. Hanya air berisi gelas yang tertumpah di atas drawing saat aku mengabilmya usai muntah. Huhuhu... Rekan lain menatapku dengan penasaran entah iba entah lainnya.
Bosku yang satu lagi mendatangiku menyuruhku segera berkemas dan tak usah mempedulikan mejaku yg masih berantakan,
"Go to the hospital, sonya will accompany you.."
Huft.

Sebelum pergi, sekali lagi aku membungkukan badan dan meminta maaf.  Dan mereka berdua mengantarku sampai lift. Dan kembali aku bungkukkan badanku sebelum lift menutup.

"Suaraku sampe ke HR ya mba..?", tanyaku lesu plus malu.
"Nggak... ga denger..", jawabnya
"Kok mba bs tau?", tanyaku skali lagi.
"Tadi..babe mu datengin aku.. mukanya panik bgd tau...", jawabnya santai.
"Hah? Iya mba?" Rasaku ga percaya.
"Iya.. kamu liat ga mukanya tadi?beuh..", jawabnya kembali.
Duh.. aku smakin ga enak. "Hmm...dia..orangnya lebay kayaknya mba. Haha..", sangkalku.
"Haha.. iya ya. Kita ke rumah sakit pakai mobil kantor.. kamu bawa kartu asuransimu kan..?" Tanyanya.
"Iya bawa mba.." jawabku.

Kami sampai di lobby dan menunggu mobil yg dimaksud.
"Umm.. kayaknya ini bukan mobil kantor biasanya dh.. kayaknya ini mobil babe-mu..", duganya, "ha.. mr.cho manggilin supir pribadinya..."
"Oh?", sedikit ga percaya. Duh. Huhu.. makin ga enak.

Mobil datang... dan kami segera meluncur kerumah sakit. Usai dr rumah sakit, aku diantar pulang ke kosan. Aku mengucapkan trimakasih kepada HR ku dan supir bosku yg sudah mengantarku.

Aku beristirahat. Tidur. Mendadak makin lemas. Ha..ha.. sendirian. Ga ada yang menjadi pengalih rasa sakit. Jalan2 pun lemas. Hanya duduk berbaring duduk berbaring lagi. Bosan. Sakit di perut makin kerasa. Akhirnya aku berjalan keluar kamar.. berjalan di koridor beranda kosan. Menikmati sore dan langit senja yang.. damai. Kuputuskan untuk menelpon abangku. Lebih tepatnya meminta abangku utk gantian menelponku. Hha. Yah..ini upayaku utk menghibur diri..skaligus mengabarinya kalau aku sakit dengan cara yg membuatnya jangan sampai terlalu khawatir. Bercerita..mengobrol..dan tertawa. Bisa mengurangi rasa sakitmu. :')
Haha.. abangku hanya memberikan waktu 10 menit utk ditelpon,ah bukan, menelpon. Karena  bonus TMnya hanya sampai jam 6 sore. Haha. Tak apalah.. 10 menit waktu yg cukup utk mbuatku mrasa lebih baik.
Pembicaraan selesai. Kesepian itu melanda lagi. Ah.. kalo sudah sakit, kerasa kesendirian dan kesepiannya. Kerasa kalau kamu butuh orang lain.

Hmmh..aku kembali ke kamar. Dan berhasil menelpon mbakku yg sjak tadi sibuk. Ah, lebih tepatnya memintanya utk menelponku. Haha. Maap pulsa saya habis. Haha.
Yasudahlah... kalo aku menelpon mbakku dan memberi kabar aku sakit, artinya, aku skaligus membiarkan orangtuaku tau kalau aku sakit. Umm.. tadinya ga pengen ngasih tau sh. Soalnya aku yakin, ibuku akan sangat22x khawatir. Dan aku akan diomeli ayahku. Hhaa. Tenang, omelan sayang. Azek.

Dan tak lupa aku menelpon mbakku yg d Bogor. Dengan tujuan. Berharap dia mau datang ke jakarta utk merawatku. Dan.. sesuai dugaan. Hhe. Maaf ya mbakku.. aku ga tau menghubungi siapa lagi.

Persis 2 tahun yg lalu, d bulan yang sama, di hari2 pertama aku menginjakkan kaki di jakarta, aku mendapat penyakit yg sama. Typus. Saat itu saat aku tak tau menghubungi siapa, meskipun aku tau ada bbrpa teman di jakarta, aku menghubungi salah satu assabuqunal khowariyyun saya d jakarta, Fika, -smoga Allah menaungi saudari saya yg solihah ini dg rahmat-, utk stay the night with me. Dan ia mengiyakan saat itu. Terharu. Saaangat terharu. Karena dia mau datang jauh2 dari Bekasi utk menemaniku d kosan. Aku..yg tergolek lemah saat itu. Dan ga akan aku lupakan budi baiknya.

Cut. Flash back yg mengharukan selesai. *ambil tisu. *elap air mata.
Nah, skrg ak ga akan mgkn menghubungi nya lagi utk meminta menemaniku. Scara dia sudah ada yg punya. Aku terlalu takut melewati malam itu,  sendirian, seperti malam 2 tahun yang lalu. Dan.. alhamdulillah mbakku bersedia aku repoti. Dan dia mengusulkan utk aku saja yg ke bogor. Tak apalah.. alhamdulillah. Meski agak khawatir aku hoek d kereta kan ga lucu. Tapi jijay. Hahha. Bismillah. Aku ke bogor, setelah sebelumnya rekan kantorku nenawarkan bantuan utk dititipi ppo, piaranku, teman kesendirianku, hehe. Alhamdulillah.. alhamdulillah... syukurku berulang2.

Malamnya, beberapa rekan kantorku, di lantai yg berbeda, menyampaikan doa nya kepadaku via japri. Heran sh.. kok bs tau yah.. yasudahlah.. aamiin.. alhamdulillah di doain.
Esoknya, beberapa temanku yg lain, di lantai yg berbeda juga menanyakan kondisiku. Duh. Pada tau ya? Pasti sudah pada tau ceritanya..  Huhu.. memalukan.

*******************

Hah.... bgitulah potongan momen memalukan saya belakangan. Setiap inget kejadian ini, cuma bisa: mejemin mata, ngernyitin dahi, sambil bilang "duh..malu....".
Aku gatau senin bsok mau taruh dimana mukaku....trutama di hadapan bosku. Duh Sir....jwelsonghamnidaa, Cho-derimnim...Park-gwajamgnim...

*******************

Teringat beberapa hari yang lalu, aku memohon pada Allah dalam hati, selepas bangun tidurku... "yaAllah.. dosa2ku amat banyak yaAllah... berikanlah aku sakit, sebagai kesempatan dariMu utk menggugurkan dosa2ku... " Y_Y

Ya.. mungkin ini jawabanNya utkku. Dengan sakit yang begitu tiba2. Terimakasih yaAllah. Saatnya aku menahan lisanku dari keluh kesah. Karena Allah telah memberi sakit ini.

Bapak setiap telponnya pun senantiasa berpesan kepadaku, "isi sendirimu dengan zikir..dan istighfar.. agar Allah mengampuni dosa2mu..." :')
Faghfirli.. ya Robb...

Dan cerita ini akan kututup dengan..
"Robbi auzi'ni an asykuro ni'matakallatiy.. an'amta 'alayya... wa'alaa walidayya.. wa an a'mala shoolihan.. tardhohu.. wa adkhilniy birohmatika fii ibadikasshoolihin... "

Aamiin ya Robb...

Senin, 05 Januari 2015

Career Woman, Incredible Wife.

haha... sesungguhnya saya sendiri geli menuliskan judul di atas. (Semacam promote diri sendiri).
Tenang, saya tidak sedang mempromosikan diri saya. Saya (memang) wanita karir saat ini, tapi saya masih sangat jauh dari ideal. :)
Namun, kenapa saya membahas ini?
Ya, ada hal yang membuat saya akhirnya tergugah untuk menuliskannya. I guess, I found something different, special, and sophisticated (halah) from a-career-woman. Let's check it out!
 
Pertama, Siapa Wanita Karir itu?
Kita samakan dlu persepsi kita soal definisi wanita karir. Okay, kita pakai pengertian umum saja, meskipun ada yang akan mengatakan Ibu Rumah Tangga pun wanita karir pula. Aku tidak akan menafikan ataupun menyetujuinya, tp bukan definisi itu yang akan kita pakai dalam pembahasan kali ini. Wanita karir yg dimaksudkan adalah wanita yang bekerja diluar rumah pada jam kerja normal dari jam 8.00 - 17.00 (normal working hour) *Terutama di Jakarta sih*, atau intinya bekerja pada jam kerja yang teratur. (tidak melulu sampai jam 17.00, atau dari jam 8.00).
Okay, kita selesai dengan definisi.

Nah, lantas apa keistimewaannya?
Menjadi wanita karir adalah suatu pilihan yang memiliki tantangannya sendiri. Di satu sisi, ia harus menyadari bahwa dirinya adalah wanita, yg kelak akan menjadi ibu, yg memiliki anak-anak, yang bertanggungjawab untuk menumbuhkembangkan anak, yg berperan dalam mendidik anak, memberikan cinta dan kasih sayang kepada mereka dan..yang akan memiliki suami untuk ia taati, layani, cintai, dan.. tumbuh kembangkan :D.

Di sisi yang lain, ia menjadi wanita yang (butuh) mengaktualisasi potensi dan kemampuan dirinya.
Kadang menjadi wanita karir itu sebuah dilema juga. Dilemanya kalau sudah punya anak. Trust me. :)
Yap. Disinilah tantangan itu muncul.

Case1.
Pertama, dia  harus bangun pagi2 buta, mgkn sebelum segala sesuatunya bangun (kecuali Allah, yaiyalah!), solat, jangan lupa tilawah, subuhan, membangunkan anak, menyiapkan sarapan sekaligus bekal utk makan siang suami dan anak, beberes rumah, mempersiapkan dirinya sendiri utk bekerja, segera bergegas ke kantor.
Sampai d kantor, seharian bekerja, tak lupa menjaga kontak dengan keluarga trutama di jam isitirahat. Memastikan anak pulang sekolah baik2 saja. Pulang dari kantor, menyiapkan makan malam, beberes rumah, tak lupa bercengkrama dengan anak dan suami, mendampingi anak mengerjakan PRnya, bersama2 menambah hafalan quran masing2 dan saling memurojaah-jika keluarga punya program ini. Mendampingi anak tidur. Bebersih dirinya sendiri. Melunasi target harian dirinya sendiri. Dan mungkin baru bs istirahat. Dan esokbya kamu harus bangun pagi2 lagi dam melakukam rutinitas yg sama.
Ini baru kasus pertama, dimana dgambarkan, anak sudah masuk sekolah, kamu punya rumah sendiri, tidak tinggal bersama orangtua maupun mertua, dan..kamu ga lembur. Gimana kalo lembur cobba? :) *fyuh

Case2.
Akan jauh lebih sulit lagi kalo kamu punya anak masih Balita. Apalagi msh bayi. Eung... jujur saja... sy ga bs membayangkannya.. ^^;
It's really hard thing. Saya ga bs membayangkan kalo harus meninggalkan bayi saya manakala dia masih harus menyusui. ASI apalagi. In case, sy tidak tinggal dengan mertua atau orgtua. Bener2 ga kbayang. Nampaknya kamu tetep butuh seseorang utk kamu titip bayimu dengan telah mempersiapkan persediaan ASI d kulkas. Fyuh. Ga kbayang kan? Kalo sy jadi ibunya yg kerja d kantor, sy bakal ga konsen utk kerja dan bakal selalu kefikiran dengan bayi saya. Hhaa. *kbanyakan mikir*.
Atau pilihan kedua yg msh memungkinkan adalah..kamu cuti kerja. :)
Nah, bener2 hard challenge kan?
Makanya ibu yg bs take over these things is such incredible woman ever deh...

Case3.
Dengan kondisi yg hampir sama kayak case 1, tp si anak belom masuk usia sekolah. Nanti tambahan aktivitasnya adalah mengantarkan anak ke day care yg terpercaya, dan menjemputnya kembali di sore atau malam hari.
Dengan kondisi seperti ini, kamu tetap harus meluangkan waktumu utk medampingi tumbuh kembang anak, menanamkan nilai2 yg baik kepadanya. Karena, anakmu bukan anaknya kan? :)
Anakmu..tanggungjawabmu kepada Allah... :')
Dan mungkin ada case2 lain yang mungkin ada dan terjadi. Ini hanya secuil contoh.
Nah.. kbayang kan.. tantangannya..

Dan contoh yg saya paparkan di atas ini kondisi ideal lho ya. Kenyataannya? :)
Bisa d bayangkan sendiri,-jika anda wanita karir juga-.
Dari seabreg kewajiban dan aktivitasnya ini, tidur larut, bangun pagi2 buta, seorang wanita harus punya fisik yg sehat dan bugar. Kebayang gmna kalo ibu sakit dan ga bs ngapa2in. Kacaulah dunia perumahtanggaan. Belum lagi kalo punya suami yg mnuntut istri yg melakukan hal kerumahtanggaan. Mngkn dia bs ngomel2. Hha. *sok curcol*brasa udh punya suami*
That's why I said, this is such really difficult and also amazing thing for women if she could take over these. Right?

Jadi kalo kamu merasa ga sanggup dengan ini smua, jangan jadi wanita karir. Fokuslah dengan tugas utamamu sbg seorang ibu dan  istri.  Dengan menjadi ibu dan istri yg baik saka sudah menjadi 'karir' dan prestasi tersendiri bagimu. Soal aktualisasi diri, cari lah bentuk aktualisasi lain yang tidak mengganggu tugas utamamu sbg ibu dan istri.

Satu hal yg pasti: tetaplah berkarya.. dengan cara yg sesuai dg dirimu, wahai ibu dan calon ibu. :)
Smoga manfaat.... selamat menentukan jalan 'karir'mu.. selamat jadi ibu...

*tulisan ini utamanya utk sy sendiri yg masih belum sanggup melakukan hal2 di atas. *jlebbb