Selasa, 23 November 2010

EPIK SANTRI: Pendatang Setia

satu pagi, seperti biasa, kelas di surau kami tetap berlangsung, meskipun beberapa waktu yang lalu sempat terhenti karena kejadian meletusnya Gunung Berapi di kota tempat kami tinggal.

langit masih cukup gelap. seperti biasa para santri sedang bersiap masuk ke kelas. ada yg menyicil mencuci, masak, bersih-bersih, macam-macam. tak terkecuali aku. aku sendiri menyetrika pakaian. biasanya para santri memang sudah bersiap-siap, agar setelah kelas usai bisa langsung "bertebar" di muka bumi. hufh, dasar orang-orang aktivis. yah,aku sangat menikmati suasana seperti ini.. pun, tak jarang aku senyam senyum sendiri. "subhanallah ya urusan aktivis itu..."fikirku.

sekembaliku ke kamar usai menyetrika, saat aku melewati ruang keluarga asrama kami, langkahku melambat. lamunanku buyar oleh suara terbata-bata sedang mengeja bacaan qur'an. pandanganku terhenti pada sosok wanita di ruang keluarga itu. aku memandangnya, lalu wanita itupun balik memandangku. ups, aku kaget. serta merta aku menyunggingkan senyum kepadanya sambil sedikit menundukkan kepala. ia membalas senyumku, lalu melanjutkan bacaan qur'an..
subhanallah.. sosok itu segera memenuhi fikiranku. namun...

teeet... teeeet... teeeeet.... bel berbunyi.
saatnya aku harus segera bergegas ke kelas. dan sosok wanita itu segera menghilang dari fikiranku.


keesokan harinya,
aktivitas pagi kembali berlangsung, bedanya, pagi ini tidak ada kuliah kelas, melainkan tahsin. aku bersiap lebih awal dari biasanya, walaupun posisiku saat itu sudah menjadi pengajar. dimana dalam adab para penuntut ilmu, seyogyanya murid yang menunggu gurunya datang ketimbang guru yang menunggu muridnya datang. tapi bagiku tak masalah.. karena banyak yang bisa dilakukan sembari menunggu murid datang: tilawah, murojaah, atau dzikir ma'tsurot. :)
kelas tahsin ini memang kelas yang paling menerapkan disiplin ketimbang yang lainnya. jika telat, konsekuensinya adalah santri harrus buang sampah.. hoho. ^^

sembari menunggu, saat aku masih asyik dengan ma'tsurotku, ada yang mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
sosok setengah baya, berkerudung putih, berpakaian rapih dan bersih, memasuki ruang mushola kami. ia segera menuju ruang transisi, dan menunggu kepala sekolah qiro'aty kami.
hm..wanita yang kemarin..fikirku.

ammah kepala sekolah qiro'aty segera datang, ia bersiap untuk mengajarkan wanita ini tahsin qur'an.

teeeeeet...
kelas tahsin mulai.
dinding-dinding ruang kelas seketika bergema oleh lantunan doa-doa pembuka belajar dan klasikal qiro'aty di tiap kelas. suara tilawah santri saling sahut menyahut, seolah tak mau kalah satu sama lain.

kebetulan spotku mengajar berdekatan dengan bilik kepala sekolah qiro'aty yang saat ini tengah mengajar wanita tadi. dan hijab pembatas antara kami sedikit terbuka, sehingga aku bisa melihat wanita tadi yang sedang menyetorkan bacaan qiro'atynya.

"Ja.. ja-ba-kho." teriak wanita itu.

"ulangi.. " seru kepala sekolahku.

"ja-ba-kho."

"kho-ro.. kho-ro-ja."

"coba ikuti, chhhoo..., chhoo... lebih kotor lagi" tegas kepala sekolah memperbaiki.

"kho, chhoo..." teriak wanita itu sekali lagi.

sesekali, aku menengok ke arah wanita tadi. hatiku terkagum melihat semangatnya yang luar biasa untuk bisa membaca qur'an. meskipun masih banyak salah-salahnya, ia tetap semangat untuk belajar dan memperbaiki kesalahannya.
melihat wanita ini, entah kenapa semangatku untuk mengajar sekaligus membaca alqur'an semakin bertambah.. dan aku semakin bersyukur pada Allah, atas nikmat belajar tahsin yang sudah kudapatkan.

.....END.....



ini adalah kisah nyata.
wanita tadi adalah seorang ibu rumah tangga kaya yang tinggal di sebuah perumahan yang cukup elite di dekat surau kami. setiap beberapa kali dalam satu pekannya, wanita ini senantiasa datang ke surau kami untuk belajar qiro'aty.. bayangkan, seorang ibu rumah tangga, datang subuh-subuh buta, belajar tahsin qiro'aty, belajar supaya bisa membaca huruf-huruf qur'an meskipun sering salah dan mengulang..subhanallah.. jika melihatnya langsung, bisa jadi semangatmu akan ikut tergugah..


apa yang bisa kita petik??
satu hal yang saya ambil adalah..
ketika seseorang sudah terpenuhi materinya, apa yang mau ia cari lagi? mestilah ia akan kembali belajar tentang agamanya.. ia akan mencari ketenangan dalam hidupnya. sumber ketenangan sesungguhnya adalah

hal kedua yang bisa dipetik adalah wanita ini sudah selesai dengan dirinya dan keluarganya. bayangkan, subuh-subuh sudah keluar rumah untuk belajar. tak mungkinlah ia meninggalkan suami dan anak-anaknya pagi-pagi sebelum ia menyiapkan sarapan dan lain-lain untuk keluarganya. inilah contoh manajemen yang baik, khususnya buat para calon ibu.. :)

hal ketiga yang bisa dipetik adalah inilah contoh robtul 'aam..
kalian tahu, wanita ini sering sekali mengirimkan makanan untuk smua santri di surau kami. wanita ini kerap mengajak ibu-ibu lainnya untuk berkunjung, ikut mengaji di surau kami. bahkan ia menjadi inisiator-mengawali pengajian yasinan di barak pengungsian di dekat surau kami... ia menjadi bagian dari para pendukung dakwah..
sibghotallah.. wa man ahsanu minallahi sibghoh..

last, but not least..
mari kita persiapkan diri kita masing-masing agar siap melakukan dakwah ke masyarakat, saat esok kita sudah benar-benar terjun di dalamnya..
rencanakan proyek itu, dan plotkan sebagai salah satu bagian dari Life plan kita.


allahu'alam.