Minggu, 29 Januari 2012

My IDOL

Dulu, seorang anak kecil usia 13 tahun, saaangat suka baca komik, terutama komik2 jepang (manga), sampai2 mengagumi tokoh2 di dalam komik tsb.

Saking sukanya, Anak kecil ini pun bercerita pada kakak perempuannya. Ia selalu menceritakan si tokoh ini tadi dalam aktvitas apapun. Saat makan, saat beres-beres, saat duduk bercengkrama, Sampai-sampai selepas sholat pun masih menyinggung...

pembicaraan seusai sholat magrib:
Adik : “(dengan polosnya) mba, aku sukaa banged sama s*w***ra (menyebut salah satu tokoh dalam komik)... cool... aku pengin ada orang beneran kayak gitu..”

Kakak : “ooh.. ya... terus?”

Adik : “ya... suka...”

Kakak : “ooh.... ya.. tadi pas sholat kamu mikirin apa atw siapa? jangan2... s*w***ra ya? (sambil tersenyum)

Adik : “hmmm.... (berfikir.. mengingat-ingat..) iya....hhe..”

Kakak : “ooh... (sambil menata mukena). eh, tahu gak dik... besok, pas di akhirat, kita tuh bakal dikumpulin dengan orang yang jadi idola kita, dengan orang kita kagumi, orang yang bahkan di solat2 kita,kita membayangkannya... di barisin tuh.... siapa pengikutnya ini.... siapa pengikutnya dia... siapa pengikutnya itu.... mereka baris di belakang orang yang mereka idolakan itu. terus ada tuh, barisannya orang2 yang mengidolakan Muhammad saw, barisan orang2yang mengidolakan artis2 di tivi, barisan orang2 yang mengidolakan atlet2... dan mungkin.. ada juga barisan si tokoh komik yang kamu senengin itu, meskipun ia ga nyata ada... (sambil melihat ke arahku dan mendekat).. nah, adik...nanti pengin di barisan yang mana? (sambil tersenyum)

Adik : “(tergugu, diam, mata kosong, terbayang suasana di yaumul akhir... berfikir..)... emmm...

=o0o=

ya, itulah sebuah pembicaraan antara seorang kakak dan adiknya...yap, mencoba mengenang masa-masa aku di berikan pembelajaran oleh kakakku di masa aku belum mengetahui apa-apa secara mendalam tentang agamaku.

Meskipun ga tau itu bener atau ga keshohihan statement terakhir dari si kakak, tapi sampai saat ini aku masih meyakini cerita itu.. dan aku sangat percaya hal itu, sebagai sebuah pembelajaran seorang kakak kepada adiknya, di masa kecil. Pembelajaran mengenai aqidah.
Pembelajaran tentang cinta.
Pembelajaran tentang penghambaan kita pada ‘sesuatu’. Yang ternyata salah salah membuat kita terperosok pada lubang kesalahan yang fatal, karena salah meletakkan sesuatu pada yang seharusnya.
Pembelajaran untuk mengorientasikan segala sesuatu pada akhirat. Pembelajaran tentang keyakinan kita akan adanya yaumil qiyamah.

Di sisi lain, aku kembali merefleksikan, siapa orang yang seharusnya kita idoalakan, kita elu-elukan, selalu kita ingin tiru ‘gaya’ darinya, orang yang kita tiru stylenya dalam berbicara, yang selalu kita ingin contoh setiap peri hidupnya. Supaya nantinya, di yaumul akhir nanti, kita akan berada di barisan orang2 yang tidak akan pernah ada penyesalan di sana. Ialah Rasulullah Muhammad saw.

sudahkah kita benar2 merepresentasikan keidolaan kita pada Muhammad saw?
smoga besok...di padang mahsyar kelak, kita smua dibariskan di barisan Nabi muhammad saw...

*Mengenang kembali masa2 jahil, masa2 awal tarbiyah di keluarga

*Sebuah refleksi pembenahan aqidah