Minggu, 26 Mei 2013

memaknai sebuah 'perjuangan'.. :D #memorizing

saya kutip dari catatan saya yang lain.



di selasar lorong sebuah jurusan...


>>>> pukul 14.45

tap.. tap.. tap... (langkah-langkah tergopoh setengah berlari berjalan melewati lorong)



sora : hay may..! mau kemanaee??

may : mau ke pengajaran, ngumpul pra TA neee... >_< sora : waaah, iya,iya.. ayo semangaaat! ^0^/ >>>>pukul 14.55

tap.. tap.. tap... (langkah-langkah tergopoh setengah berlari berjalan melewati lorong)





sora : hay lin..! mau kemanaee??

lin2 : mau ke potokopian, ngopi berkas pra ta neee... >_<, sora : waaah, sip dah.. , ayo lin! semangaaat! ~o~/; >>>> pukul 14.59

tap.. tap.. tap... (langkah-langkah tergopoh setengah berlari berjalan melewati lorong)



sora : hay laa..! mau kemanaee??

lala : mau ke pengajaran, ngumpul pra TA neee... >_<, udah tutup belum yaaa? sora : belum kok,, ayo buru laaa! semanga~~~t! (-_-")/ >>>> pukul 15.01

lala : aaah leganyaaa... gimana pra TA mu? udah d kumpul??

sora : aq udah ngundurin diri dari Pra TA semester ini ^_^

lala : -_-??

Penyapu Tangga

Aku punya cerita..

Tentang seorang penyapu tangga..

Di salah sebuah jembatan penyebrangan di ibukota..

Setiap hari, sepulang kerja..

Ia selau berada disana..

Dengan baju hitam yang sama..

Menyapu dengan sapu lidi..

dengan kaki ‘cacat’ dan satu tangan yg sudah teramputasi..

Sambil terduduk.. Ia menyapu..

Membersihkan sisa-sisa sampah yg orang-orang buang di tangga...

Layaknya kotak sampah ada dimana-mana...

Syukur-syukur ada yang memberi...Tak sedikit yang hanya melewati..

Mungkin ada pula yang mengomel dalam hati.. “nghalangi jalan nih..”

Namun urusan hati tak ada yang tau pasti...:)



Mungkin ada sekian banyak peminta yang akan kau temui di ibukota..

Namun, aku cukup terkesan dengan si penyapu tangga..

Satu yang membuatku terpana, ia tak pernah menengadahkan tangan untuk meminta,

Ia tak pernah mengucap satu kata, memaksa memberi setiap orang melewatinya..

Ia seperti tak peduli, akankah ada orang yang memberinya..

Yang ia lakukan, hanya terus menyapu tangga,,

Sungguh, itu lebih mulia, dari ‘sekedar’ meminta-minta..

Entah berapa yang di dapatkannya..

Namun, kau akan temui, tangga yang bersih di setiap paginya..

Sekali lagi, urusan hati tak ada yang tau pasti...

Namun, biar Tuhan yang menilai hatinya.. dan membalas apa yg dilakunya..



Terima kasih, bapak penyapu tangga..

Moga Allah memberkahi setiap apa yang kau terima dari tangan2 derma mereka..