Rabu, 27 Oktober 2010

EPIK SANTRI: Romantisme bersama(nya)...

Seorang santri tanggung sedang duduk tepekur, terdiam, di salah satu sudut kelasnya. Di tengah suara dengung menyerupai lebah, tanda gemuruh ayat-ayat Qur’an yang dibacakan memenuhi ruangan, menanti sang Ustadz datang, ia memandang sebuah benda “keramat” berwarna hijau lusuh di hadapannya. Benda keramat ini bernama “alqur’an”.

sebuah potongan monolog dari sebuah pemikirannya yang “aneh” mulai berlangsung di dalam fikirannya:

“wahai Qur’an yang mulia... mengapa aku harus membaca mu?? dengan rutin, setiap hari, bahkan setiap waktu? Bahkan dengan capaian minimal 1 juz per hari??” Could you answer my question, please??”

Sang Qur’an terdiam.

“wahai Qur’an,maukah kau menjawabku??

Sang Qur’an masih terdiam. Hanya suara-suara dengung menyerupai lebah itu yang terdengar.

Sudahlah, aku tau kau tak akan menjawabku..

Aku masih memandangmu.. dan masih memandangmu..lalu mulai membacamu...walaupun pertanyaan itu terus berkutat di fikiranku... sambil tetap membacamu..
Aku tak memungkiri, bahwa di setiap membacamu, aku selalu terkagum.. aku selalu jatuh hati pada apa yang kau kandung... apa-apa yang tertuliskan padamu.. dari sini, aku menjadi tertaut pada Dzat yang telah menuliskanmu itu.. karena sejatinya...ayat-ayat ini adalah Surat Cinta-Nya untuk ku, untuk manusia smuanya..kala ku membacamu, ketenangan itu datang, kerisauan akan penatnya urusan dunia seakan menjadi ringan. Dan tak ada yang perlu aku khawatirkan akan masa depan.. kecuali rasa takut bahwa yang sedang ditegur adalah diri yang hina yang berdosa ini.. serta rasa harap dari doa –doa yang terlantun, yang di ajarkan para nabi kepada kita, dalam ayat-ayatnya.

Ditengah syahdu ku membacamu, sang ustadz datang. suara menyerupai “lebah” itu terhenti seketika. Seperti saklar otomatis yang seketika mematikan tape radio. Aku pun mengakhiri untuk membacamu, “nanti lagi ya, wahai Qur’anQu...aku akan membacamu lagi setelah ini. Saat ini, Ustadz hendak mengajarkan ku tentang bagaimana mengenalmu, mengajarkanku maksud dari ayat-ayat yang dikandung olehmu, dan tentunya... mengenalkan penulismu padaku.. “

=o0o=

Hari-hari berlalu... santri ini menjalani aktivitas padatnya seperti biasa, begitu pula dengan manusia-manusia lainnya. Hingga magrib kembali menjelang, Ia pulang ke ‘rumah cahaya’ nya. Membawa lelah dan penat yang kadang menyerap senyum dari dirinya. Tetapi seolah semua itu terserap kembali sesampainya di ‘rumah cahaya’ ini. I’m so grateful of being here..

Aktivitas surau dimulai. Hingga kemudian sampai kembali di momen yang sama seperti hari-hari sebelumnya, sambil menunggu ustadz datang, entah kenapa pertanyaan itu muncul kembali..

sebuah potongan monolog dari sebuah pemikirannya yang “aneh” kembali berlangsung di dalam fikirannya:

“wahai Qur’an yang mulia... mengapa aku harus membaca mu?? Dengan rutin, setiap hari, bahkan setiap waktu?dengan capaian minimal wirid harian 1 juz??” Could you answer my question, please??”

Sang Qur’an terdiam.

“wahai Qur’an,maukah kau menjawabku??

Sang Qur’an masih terdiam. Hanya suara-suara dengung menyerupai lebah itu yang terdengar.

Sudahlah, aku tau kau tak akan menjawabku..

Aku masih memandangmu.. dan masih memandangmu..lalu mulai membacamu...walaupun pertanyaan itu terus berkutat di fikiranku... sambil tetap membacamu..

=o0o=

Begitu pula yang terjadi di hari-hari selanjutnya. Pertanyaan itu selalu muncul saat hendak membaca risalah Kalam-Nya..

Sampai suatu ketika, Allah menjawab pertanyaan santri ini dan menyadarkannya melalui lisan mudhirnya.. dan akhirnya, ia menemukan jawaban itu.. jawabannya adalah.

Karena...
karena Qur’an.. dialah yang akan MAU menemani kita ketika esok kita akan menghadap Dzat di hari yang tak seorang pun mampu mengelak.. dialah yang akan akan datang memberi syafaat tatkala, semua orang tak ada yang mau menemani kita saat pengadilan dan penghisaban sebenarnya.. bukan teman, bukan saudara, bukan pula orang tua kita...karena saat itu semua orang hanya tersibukkan dengan dosa-dosanya sendiri.. bahkan dia, akan mencari kita—menemui siapa hambaNya yang senantiasa membacanya..
dialah Alquran, dia HANYA akan datang menemani kita manakala kita MAU untuk menjadikan ALQURAN sebagai Sahabat di dunia ini..
Would you make a friendship with Alqur’an??

=END=

Sebuah pemaknaan atas rutinitas yang kerap dijalani..
Bisa jadi, sudah banyak lembar-lembar yang kita habiskan di tiap harinya, namun apakah itu semua benar2 membekas di hati kita..??
Atau malah, amat sangat sedikit sekali kita berinteraksi denganNya lewat Al-Qur’an. Yang ada adalah waktu2 sisa energi yang kita sediakan untuk Robb kita.. untuk berinteraksi dengan ayat2Nya.

Sebuah seruan untuk kembali pada Alqur’an..
Cukup Ia yang menjadi Sahabat Jiwa kita, kala beban2 hidup terasa amat berat untuk dijalani, kala ujian dan amanah terus menerus menggerus menguji kekokohan iman kita. Jadikan Al Qur’an sebagai sahabat jiwa kita... Ia akan menyegarkan kembali, jiwa-jiwa kita yang mungkin mulai melemah..

Tahukah kamu...
Esok, ketika hari pengadilan seseungguhnya tiba, Bahkan amal-amal kita sekalipun bukanlah jaminan yang berarti yang mau kita hadapkan kepada Allah... alangkah malunya diri ini jika harus menggantungkan pada amal-amal yang kita perbuat.. sungguh, tak pantas rasanya untuk “bangga” dengan amal-amal yang telah dilakukan. Bahkan, sejatinya, amal-amal yang “mampu” dan telah kita lakukan sampai saat ini –itu semuanya karena rahmat dari Allah.. bayangkan.. bangunnya dirimu di waktu malam, ringannya lisanmu untuk tilawah, kuatnya tubuhmu mengerjakan amanah, itu semuanya karena rahmat Allah. Maka syukurilah.. dan teruuus berharap pada Yang Memberi harap akan keistiqomahan dalam kebaikan. Dan jangan pernah berlepas dari petunjuk yang sudah Ia sampaikan kepada kita, sekalipun langkah terseok dalam menjalankannya.

Dan satu nasihat penutup tentang hidup di sesi ini..
Ketika sesuatu tidak sesuai dengan harapan kita, saat kita diuji dengan sesuatu yang TIDAK kita senangi, maka:
Jangan pernah tanyakan “kenapa?” tapi tanyakan “bagaimana aku harus menyikapi ini?”... dengan bentuk sikap yang diridhoiNya.. karena Allah melihat kedewasaan kita dalam menerima KEHENDAK-NYA.

Syukuri setiap hidangan yang Allah beri hari ini, karena hidangan ini hanya Allah beri sekali seumur hidup, tidak akan terulang. Karena Allah memberikan hidangan yang berbeda di tiap harinya berbeda... sekalipun nampak sama...

Enjoy your life.. smoga barokah..:)


Allahu’alam.

Selasa, 26 Oktober 2010

=lesson today..

Renugkanlah garis-garis wujud, karena..
ia adalah surat malaikat kepadamu
Tertulis disitu andaikata kau baca tulisannya.
segala yang tidak karena Allah adalah batil

Renungkanlah wujud ini dengan berfikir
kau lihat dunia yang rendah seperti khalayan
segala di atasnya akan musnah
dan tinggallah wajah Allah yang Agung
tidur meninggalkan matamu,
maka lihatlah
hikmah membangunkan jiwa yang tidur

maka haramlah atas manusia yang tak menyaksikan
hikmah Allah bila ia menikmati tidur

Renungkanlah apa yang perlu engkau renungkan
tinggalkan berpikir tentang Dzat Tuhan
dan jangan menolak Tuhan ketika engkau ingat

renungkan tumbuhan bumi, dan lihatlah..
tanda-tanda ciptaan Tuhan

Cahaya Tuhan bersinar terang
dan pikiran-pikiran manusia kebingungan
tetapi dalil-dalilnya jelas
pokok-pokok dan perak cemerlang
di atas cabangnya emas murni
matahari menyinari para makhluk
bintang berkilauan dalam kegelapan
sepanjang selalu berenang
terbang ke tujuan tak kuketahui
planet yang tinggi menerbangkannya
kebun yang indah menyegarkan
dan warna-warni mencengangkan matamu
di atas batang zabarjad menyaksikan:
bahwa Allah tidak punya sekutu



=Haqut Thariq fil Islam=