Senin, 21 Juni 2010

studying abroad?? why not!

sedikit berbagi,

beberapa waktu yang lalu saya habis mengikuti sebuah seminar tentang study abroad akhir mei 2010 lalu, tepatnya tanggal 30, yang diadakan oleh salah sebuah perusahaan management indonesia. perusahaan ini merupakan lembaga riset pendidikan seluruh negara..perusahaan ini memiliki visi dan misi untuk membuat pemuda-pemuda indonesia bisa menempuh pendidikan diluar negeri. ohya, sekedar informasi, pendiri perusahaan ini adalah pasangan suami istri lulusan teknik sipil u-ge-em dan kedokteran u-ge-em, plus satu rekan mereka lulusan dari teknik elektro. hoho.. hebat ya!

yak, intro-nya cukup.

sekarang langsung saja bahas isi seminarnya.

informasi awal: memang.. tidak ada tawaran beasiswa disini, yang mungkin kebanyakan orang akan berfikir bahwa di setiap seminar luar negeri 'mesti' ada tawaran beasiswanya. NO. tidak ada tawaran beasiswa apapun disini.

tapi ada banyak informasi menarik yang ingin saya sharekan kepada sahabat setia faithfighter semuanya..

yuk mari...

pernahkah sahabat faithfighter bermimpi atau bercita-cita keluar negeri untuk melanjutkan sekolah di luar negeri??
saya tebak, hampir 80% sahabat akan menjawab: YA!
walaupun hanya sebatas lintasan hati.

tapi kemudian, sahabat akan berfikir, dua kali, bahkan dua-puluh-empat-kali kali, untuk benar-benar merencanakan studi kesana.

lantas apa yang biasanya menjadi kendala??

PARADIGMA PERTAMA,---> DANA



jelas, ini adalah poin utama kita. besar biaya pendidikan apalagi living cost-nya sangat-sangat mempengaruhi keputusan kita untuk sekolah ke luar negeri. tapi untuk beberapa negara, terutama negara-negara Eropa, nilai living cost sebanding dengan nilai pendapatan artinya, kalau kita part time disana, itu sudah cukup membiayai hidup dan kuliah kita, asal kita tidak boros.

saya cerita salah satu negara, sebutlah Jerman.
beberapa data yang diberikan tentang Jerman;

1. pemerintah jerman memberikan subsidi pendidikan bagi seluruh perguruan tinggi negeri di sana. biaya kuliah di jerman, jika diakumulasikan dan dkurskan selama 4 tahun, jumlahnya bisa 0-52 juta rupiah, artinya bahkan kuliah bisa GRATIS. kalau di Jepang: 528 juta, Prancis 8,5 - 15 juta.

2. untuk part time, tidak menutup kemungkinan untuk part time pada perusahaan2 besar. tapi, part time untuk pekerjaan-pekerjaan 'sederhana' pun, sangat-sangat dibutuhkan, seperti:baby sitter, cuci piring di restoran2 (cuci piringnya pun ga seperti di Indonesia, tapi pakai mesin), dll. dan gajinya pun jika dikurskn sekitar 6-7 juta setiap pekannya dan itu sudah cukup membiayai living cost, bahkan diinformasikan pula, kita bisa menabung.
nah, pekerjaan biasa aja besar (cukup) apalagi kalau bekerja parttime secara profesional pada perusahaan2 besar/khusus, pasti pendapatannya lebih besar.

kenapa bisa bgitu?
Pemerintah Jerman justru memberikan subsidi bagi mereka yang menganggur, sekitar 10-15 juta per pekan (ups, saya lupa per pekan atau per bulan ya..? intinya lebih besar daripada yang bekerja part time untjuk pekerjaan2 sederhana). wah, yang nganggur aja dikasih tunjangan, lebih besar pula, kayak gtu mah, acak ga usah kerja sekalian.hehe..

tapi inget, sekali lagi, jangan sampai terlena dan tergiur untuk menjadi TKI di Jerman. tujuan awal kita adalah mencariilmu..
kalau bisa nyari part time yang ada kaitannya dengan kompetensi kita kenapa ga, tapi klo terpaksanya ga dapet ya sudah..setidaknya ada upaya survive dan klo bisa kan ga minta orang tua.:)

3. selain part time, sumber dana juga bisa didapat dari beasiswa. artinya, kalau bisa mengupayakan beasiswa, itu jauh lebih bagus lagi. :)



....bersambung ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar